PERKEMBANGAN SEKSUAL (PUBERTAS)

PUBERTAS
Definisi
Pubertas (puberty) adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari mahluk aseksual menjadi mahkluk seksual. Root menjelaskan bahwa masa puber adalah satu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi (Hurlock, 1980). Sementara Santrock (1996) menjelaskan bahwa pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal. Pubertas juga dipahami sebagai periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja (Desmita, 2013). Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex characteristics).
Pada Yunani kuno, pubertas dikenal sebagai masa terjadinya perubahan-perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles menuliskan di dalam Historia Animalium: “sebagian besar pria mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama rambut kemaluan mulai tumbuh…… pada saat yang sama payudara wanita mulai membesar dan haid mulai mengalir, cairan haid menyerupai darah segar… Pada umumnya haid terjadi bilamana payudara sudah tumbuh setinggi dua jari” (Hurlock, 1980). Aristoteles juga menekankan bahwa pada masa puber, perubahan perilaku individu lebih penting. Ia menguraikan bahwa anak perempuan yang mengalami puber mudah marah, penuh gairah, sangat rajin, dan selalu memerlukan pengawasan karena berkembangnya dorongan-dorongan seksual.

Ciri-ciri masa puber (Hurlock, 1980)
Masa puber adalah masa tumpang tindih
Disebut periode tumpang tindih karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang secara seksual, ia dikenal sebagai “anak puber”. Setelah matang secara seksual, anak dikenal sebagai “remaja” atau “remaja muda”.
Masa puber adalah periode yang singkat
Masa puber relatif periode yang singkat. Sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami masa puber selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang cepat matang sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang lambat matang. Sebagai kelompok, anak perempuan cenderung lebih cepat matang daripada kelompok anak laik-laki, tetapi terdapat perbedaan yang mencolok dalam setiap kelompok.
Masa puber dibagi dalam tahap-tahap
Masa puber dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a.    Tahap pra-puber
Tahap ini bertumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak-kanak pada saat anak dianggap sebagai prapuber, yaitu bukan lagi seorang anak tetapi belum juga seorang remaja. Dalam tahap prapuber atau tahap pematangan, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
b.    Tahap puber
Tahap puber terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa remaja saat dimana kriteria kematangan seksual muncul - haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Selama masa remaja (tahap ‘matang’), ciri-ciri seks sekunder telah berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
c.    Tahap pasca-puber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja. Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang.
     Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat
Masa puber atau pubertas adalah salah satu dari dua periode dalam rentang kehidupan yang ditandai oleh pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok dalam proporsi tubuh. Periode yang lain adalah masa prenatal dan pertengahan pertama dari tahun kehidupan pertama. Biasanya periode ini disebut sebagai “bayi tumbuh pesat”. Perubahan-perubahan pesat yang terjadi selama masa puber menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, dan dalam banyak kasus mengakibatkan perilaku yang kurang baik. Dalam membahas perubahan-perubahan ini, Dunbar menyatakan: selama masa periode ini anak yang sedang berkembang mengalami pelbagai perubahan dalam tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, jangkauan pilihan, dan perubahan dalam sikap seks dan lawan jenis. Kesemuanya meliputi hubungan orang tua – anak yang berubah dan perubahan dalam peraturan-peraturan yang dikenakan pada anak muda.
Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa puber pada umumnya disebut sebagai “remaja tumbuh pesat”. Lebih tepatnya lagi adalah “pubertas tumbuh pesat”.

Masa puber merupakan fase negatif
Charlotte Buhler menamakan masa puber sebagai fase negatif. Istilah fase menunjukkan periode yang berlangsung singkat; negatif berarti bahwa individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumya sudah berkembang. Terdapat bukti bahwa sikap dan perilaku negatif merupakan ciri dari bagian awal masa puber dan yang terburuk dari fase negatif ini akan berakhir bila individu secara seksual menjadi matang. Juga terdapat bukti nahwa perilaku khas dari fase negatif masa puber lebih menonjol pada anak perempuan daipada anak laki-laki.

Pubertas terjadi pada berbagai usia
Pubertas dapat terjadi setiap saat antara 15/16 dan 19 tahun. Tetapi rata-rata anak perempuan dalam kebudayaan Amerika saat ini menjadi matang secara seksual pada 13 tahun, dan rata-rata anak laki-laki setahun kemudian. Juga terdapat perbedaan waktu yang perlu untuk menyelesaikan proses perubahan masa puber. Ini berkisar rata-rata antara dua samapai empat tahun, sedikit lebih singkat daripada waktu yang diperlukan anak laki-laki. Variasi pada usia saat terjadinya pubertas dan dalam waktu yang diperlukan untuk proses ini menimbulkan banyak masalah pribadi maupun sosial bagi anak laki-laki dan perempuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pubertas
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pubertas, yaitu (Santrock, 1996):
1.    Faktor genetika: program dasar genetikanya sudah tertanam sejak awal dalam sifat dasar dari suatu spesies (Plomin, 1993).
2.    Faktor makanan, kesehatan dan berat badan.
Menarche terjadi relatif lancar bilamana anak perempuan mencapai berat tubuh tertentu. Berat badan sekitar 46,72 kg (103 pon) sampai 49,45 kg (109 pon) (Santrock, 1996). Remaja yang mengalami anoreksia yang bobotnya menurun drastis, dan atlet putri pada bidang olah raga tertentu (seperti senam) dapat mengalami amenorrhe (tidak mengalami menstruasi).

Perubahan hormonal
Hormon (hormones) adalah suatu substansi kimiawi berkekuatan besar yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin dan dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah (Santrock, 1996).
Peran sistem endokrin pada masa pubertas melibatkan interaksi hipotalamus, kelenjar pituitary, dan kelenjar gonad (kelenjar seks).
Hipotalamus (hypothalamus) adalah suatu struktur yang terletak di bagian atas otak yang memantau kegiatan makan, minum dan berhubungan seks.
Kelenjar Pituitari adalah kelenjar endokrin penting yang mengendalikan pertumbuhan dan mengatur kelenjar-kelenjar lainnya.
Gonad adalah kelenjar kelamin, buah zakar pada laki-laki dan indung telur pada perempuan.
Bagaimana sistem hormonal ini bekerja?
Kelenjar pituitari mengirim sinyal melalui gonadotropin, yaitu hormon yang menstimulasi buah zakar atau indung telur, ke kelenjar yang tepat untuk membentuk hormon. Kelenjar pituitari, melalui interaksi dengan hipotalamus, mendeteksi kapan kadar optimal hormon sudah tercapai dan berespon dengan menjaga sekresi gonadotropin (Santrock, 1996).
Terdapat dua jenis hormon utama yang penting dalam perkembangan pubertal, yaitu:
1.    Androgen adalah jenis utama hormon seks laki-laki.
2.    Estrogen adalah jenis utama hormon perempuan.

Para peneliti menemukan jenis androgen dan estrogen tertentu yang meningkat kuat selama pubertas. Testosteron (testosterone) adalah jenis androgen yang berperan penting pada perkembangan pubertal anak laki-laki. Selama pubertas, peningkatan kadar testosteron berkaitan dengan sejumlah perubahan fisik pada anak laki-laki, perkembangan alat kelamin luar, pertumbuhan tinggi badan, dan perubahan suara (Santrock, 1996). Estradiol adalah jenis estrogen yang berperan penting pada perkembangan pubertas perempuan. Dengan meningkatnya kadar estradiol, terjadilah pertumbuhan payudara, rahim dan perubahan tulang pada kerangka tubuh. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar testosterone meningkat 18 kali lipat pada anak laki-laki dan hanya 2 kali lipat pada anak perempuan. Sementara estradiol meningkat 8 kali lipat pada anak perempuan dan hanya 2 kali lipat pada anak laki-laki selama masa puber (Nottelman, 1987). Perubahan hormon ini mempengaruhi perkembangan psikologis di masa remaja. Hasil penelitian terhadap 108 anak laki-laki dan perempuan normal (usia 9-14 tahun) menunjukkan bahwa kadar testosterone yang lebih tinggi terjadi pada anak laki-laki yang menilai diri mereka lebih kompeten secara sosial (Nottelman, 1987). Hasil penelitian terhadap 60 anak laki-laki dan perempuan normal dengan rentang usia 9-14 tahun menunjukkan bahwa anak perempuan dengan kadar estradiol yang lebih tinggi menampilkan lebih banyak rasa marah dan agresi (Inoff-Germain, 1988).

Kelenjar pituari tidak hanya megeluarkan gonadotropin yang menstimulasi buah zakar dan indung telur, tetapi melalui interaksinya dengan hipotalamus kelenjar pituari juga menghasilkan hormon-hormon yang langsung menyebabkan pertumbuhan dan kematangan tulang atau yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut melalui interaksi dengan kelenjar tiroid (Santrock, 1996).

Keragaman individu di masa pubertas (Santrock, 1996)
Masa puber terjadi lebih awal pada anak laki-laki dengan usia 10 tahun atau paling lambat pada usia 13,5 tahun dan cepat berakhir pada usia 13 tahun atau selambat-lambatnya pada usia 17 tahun. Bagi remaja putri, menstruasi pertama (menarche) dalam rentang normal bila terjadi antara usia 9-15 tahun.


Referensi

Hurlock, E. B. (1980). Development psychology: A life-span approach, 5th Ed., McGraw-Hill, Inc.

Comments

Popular Posts