Teori Ekologis Urie Bronfenbrenner



Teori Ekologis Urie Bronfenbrenner



Urie Bronfenbrenner (1917- …) mengusulkan pandangan mengenai perkembangan anak yang sangat berorientasi pada lingkungan. Bronfenbrenner (1979, 1989, 1998, 2005) menjelaskan hasil kajiannya mengenai teori yang membantu untuk memahami bagaimana individu berkembang di dalam bebagai lapisan dalam konteks keunikan lingkungan atau ekologi. Teori ekologi (ecological theory) adalah pandangan perkembangan sosial-kultural, dari Bronfenbrenner, yang terdiri dari lima sistem lingkungan yang berkisar dari masukan kecil dari interaksi langsung dengan agen sosial sampai pada masukan dari budaya (Santrock, 1996). Kelima sistem tersebut adalah:

  1. Mikrosistem (microsystem), dalam teori ekologis Bronfenbrenner adalah lingkungan terdekat yang berinteraksi langsung dan melatarbelakangi kehidupan anak. Konteks ini mencakup keluarga individu, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Dalam sistem ini terjadi banyak interaksi langsung dengan agen sosial – misalnya interaksi dengan orangtua, teman, dan guru. Individu bukanlah penerima pasif pengalaman dari lingkungan, tetapi sebagai individu yang membantu membentuk lingkungan tersebut. 
  2. Mesosistem (mesosystem), dalam teori ekologis Bronfenbrenner mencakup hubungan antara sistem mikro atau hubungan antar konteks. Misalnya, hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman kerja, pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya. Contoh, seorang anak yang ditolak oleh orang tuanya mungkin akan sulit membangun hubungan positif dengan gurunya. 
  3. Eksosistem (exosystem), dalam teori Bronfenbrenner tercakup bilamana pengalaman dalam lingkungan sosial lain – dimana individu tidak memiliki peran aktif – mempengaruhi apa yang dialami individu dalam konteks langsung. Dipahami juga sebagai system yang berisi sejumlah kondisi yang mempengaruhi perkembangan anak, namun anak di sini tidak terlibat dalam suatu peran langsung. Misalnya, kesejahteraan sosial, serta pengaruh media massa (TV) yang banyak memberikan berbagai macam model yang membentuk perilaku tertentu; pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan istri dan suaminya, masa remaja seseorang, dan sebagainya. Seorang istri yang mendapat promosi kerja yang menyebabkan ia banyak bepergian mungkin akan meningkatkan konflik di dalam rumah tangganya. 
  4. Makrosistem (macrosystem), dalam teori ekologis Bronfenbrenner melibatkan budaya di mana individu hidup. Dipahami juga sebagai system yang mengelilingi mikro-meso- dan eksosistem dan merespresentasikan nilai-nilai, ideology, hokum, masyarakat dan budaya. Budaya merujuk pada pola tingkah laku, kepercayaan, dan semua produk laindari sekelompok manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. 
  5. Kronosistem (chronosystem) mencakup pola-pola kejadian lingkungan dan transisi sepanjang perjalanan hidup dan kondisi sosial-sejarah. Dipahami juga sebagai dimensi waktu yang menuntun perjalanan setiap level system dari mikro ke makro. Selain itu, kronositem ini juga menyangkut berbagai kejadian yang dialami individu yang dapat mempengaruhi adanya perubahan perilaku. Misalnya, dalam penelitian pengaruh perceraian pada anak. Peneliti telah menemukan bahwa dampak negatif seringkali memuncak dalam tahun pertama setelah perceraian dan akibatnya lebih berdampak negatif pada anak laki-laki daripada anak perempuan.  


Bronfenbrener (1979) dalam bukunya “ The Ecology of Human Development” mengatakan bahwa terdapat tiga hal penting yang menjadi kerangka pemikiran mengenai ekologi perkembangan manusia, yaitu: 

  1. Manusia yang tumbuh dipandang tidak hanya sebagai tabula rasa, dimana lingkungan saja yang memberikan dampak, tetapi sebagai entitas yang tumbuh secara dinamis bergerak ke dalam dan merestruktur lingkungan dimana iatinggal. 
  2. Dalam proses perkembangan anak, lingkungan juga mempunyai pengaruh atasnya, membutuhkan proses akomodasi timbal balik, interaksi antara individu dan lingkungan dipandang sebagai dua-arah, karena itu dicirikan oleh adanya reciprocity (hubungan timbal balik). 
  3. Lingkungan ditegaskan sebagai tempat di mana proses perkembangan individu tidak terbatas pada setting tunggal dan dekat saja, tetapi diperluas untuk bergabung membentuk hubungan antara berbagai setting lingkungan, juga pengaruh luar yang datang dari lingkungan sekitar yang lebih luas. Dengan kata lain, berbagai setting dari lingkungan, baik yang dekat atau secara langsung berhubungan dengan proses perkembangan individu, serta lingkungan yang jauh berinteraksi dalam proses perkembangan individu.


Referensi
Bronfenbrenner, U. (2005). Making Human Beings Human: Bioecological Perspectives on Human Development. London : Sage Publication
Bronfenbrenner, U. 1989. Ecologycal System Theory. Annals of Child Development. Volume 6
Bronfenbrenner, U., 1979. The Ecology of Human Development. USA : Harvard University Press.
Santrock, J. W. (1996). Adolesence, 6th. Times Mirror Higher Education. (Terjemahan: Kristiaji, W. C., & Sumiharti, Y. (Eds.). (2003). Adolesence: Perkembangan Remaja, Ed. 6. Jakarta: Penerbit Erlangga).

Comments

Popular Posts