Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
Inventori
Tugas Perkembangan (ITP)
(Irfan
Roy T. Sarumpaet, M.A)
Konsep
Dasar
Inventori Tugas Perkembangan
merupakan instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat perkembangan
individu. Instrumen ini dikembangkan oleh tim pengembang dari Universitas
Pendidikan Indonesia.
Bangun tingkat perkembangan
dalam ITP terdiri atas 7 tingkatan, yaitu:
1.
Tingkatan
Impulsif
Memiliki
ciri-ciri menempatkan identitas diri sebagai bagian yang terpisah dari orang
lain. Pola perilaku menuntut dan bergantung pada lingkungan sebagai sumber
ganjaran dan hukuman, serta berorientasi sekarang (tidak berorientasi pada masa
lalu atau masa depan). Individu tidak menempatkan diri sebagai faktor penyebab
perilaku.
2.
Tingkatan
Perlindungan
Memiliki
ciri-ciri peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari
interaksi dengan orang lain. mengikuti aturan secara opurtunistik dan
hedonistic (prinsip menyenangkan diri). Berpikir tidak logis dan streotip.
Cenderung melihat kehidupan sebagai “zero-sum
game”. Cenderung menyalahkan dan mencelah orang lain dengan lingkungan.
3.
Tingkat
konformistik
Memiliki ciri-ciri:
a.
Peduli
terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial
b.
Cenderung
berpikir stereotip dan klise
c.
Peduli
akan aturan eksternal
d.
Bertindak
dengan motif dangkal (untuk memperoleh pujian)
e.
Menyamakan
diri dalam ekspresi emosi
f.
Kurang
instropeksi
g.
Perbedaan
kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal
h.
Takut
tidak diterima kelompok
i.
Tidak
sensitive terhadap keindividualan
j.
Merasa
berdosa jika melanggaran aturan
4.
Tingkat
sadar diri
Memiliki ciri-ciri:
a.
Mampu
berpikir alternatif
b.
Melihat
harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi
c.
Peduli
untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada
d.
Orientasi
pemecahan masalah
e.
Memikirkan
cara hidup
f.
Penyesuaian
terhadap situasi dan peranan
5.
Tahap
seksama
Memiliki ciri-ciri:
a.
Bertindak
atas dasar nilai internal
b.
Mampu
melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan
c.
Mampu
melihat keragaman emosi, motif dan perspektif diri
d.
Peduli
akan hubungan mutualistik
e.
Memiliki
tujuan jangka panjang
f.
Cenderung
melihat peristiwa dalam konteks sosial
g.
Berpikir
lebih kompleks dan atas dasar analisis
6.
Tingkat
individualistik
Memiliki ciri-ciri:
a.
Peningkatan
kesadaran individualitas
b.
Kesadaran
akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan
c.
Menjadi
lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain
d.
Mengenal
eksistensi perbedaan individual
e.
Membedakan
kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya
f.
Mengenal
kompleksitas diri
g.
Peduli
akan perkembangan dan masalah-masalah sosial
7.
Tahap
otonomi
Memiliki ciri-ciri:
a.
Memiliki
pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan
b.
Cenderung
bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain
c.
Peduli
akan paham abstrak seperti keadilan sosial
d.
Mampu
mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan
e.
Peduli
akan self-fulfillment (pemuasan
kebutuhan diri)
f.
Ada
keberanian untuk menyelesaikan konflik internal
g.
Respek
terhadap kemandirian orang lain
h.
Sadar
akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain
i.
Mampu
mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
Terdapat 10 aspek yang diukur
untuk SD dan SMP, sementara untuk SMU da perguruan tinggi ada 11 aspek, yaitu:
1.
Landasan
hidup religius
2.
Landasan
perilaku etis
3.
Kematangan
emosional
4.
Kematangan
intelektual
5.
Kesadaran
tanggung jawab
6.
Peran
sosial sebagai pria atau wanita
7.
Penerimaan
diri dan pengembangannya
8.
Kemandirian
perilaku ekonomis
9.
Wawasan
persiapan karier
10. Kematangan hubungan dengan
teman sebaya
11. Persiapan diri untuk
pernikahan dan hidup berkeluarga
Angket
ITP memiliki beberapa karakterisrik yang khas, yaitu:
1. ITP
berbentuk angket terdiri dari kumpulan pernyataan, dimana setiap nomor terdiri
dari 4 butir pernyataan yang mengukur satu sub aspek
2.
Tingkat
perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada setiap aspek
3.
Besar
skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa
4.
Angket
ITP untuk setiap tingkat pendidikan memiliki jumlah soal yang berbeda. ITP SD
dan SMP memiliki jumlah soal 50, dimana setiap soal memiliki 4 butir pilihan.
Pada proses pengolahan yang diskor hanya 40 soal, sedangkan 10 butir soal untuk
mengontrol tingkat konsistensi peserta didik dalam menjawab atau mengerjakan
ITP. Sedangkan pada ITP tingkat SMU dan PT memiliki jumlah butir soal 77,
dimana setiap butir soal memiliki 4 butir pernyataan pilihan. Pada proses
pengolahan yang diskor hanya 66 butir soal, sedangkan 11 butir soal digunakan
untuk mengontrol tingkat konsistensi peserta didik dalam menjawab atau
mengerjakan ITP.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan ITP
a. Melalui
skor hasil ITP konselor dapat lebih mudah memahami tingkat perkembangan
individu.
b. Alat
asesmen yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan program BK berbasis
perkembangan individu.
c. Pengolahan
hasil ITP dapat dilakukan dengan cepat karena dilengkapi dengan program
pengolahan ATP berbasis komputer versi 3.5
Keterbatasan ITP
a. Belum
dapat digunakan sebagai alat seleksi, baik untuk menentukan kelulusan maupun
untuk penempatan.
b. Skor
ITP belum diuji hubungannya dengan aspek perkembangan atau aspek kepribadian
lainnya sehingga belum dapat digunakan untuk memprediksi aspek kepribadian
secara lengkap.
c. Penggunaan
ITP sebagai dasar pengembangan model bimbingan di perguruan tinggi telah diuji
secara empirik. Namun jumlah sekolah uji coba masih terbatas.
d. Pengguanaan
ATP untuk kalangan luas masih dalam tahap awal, sehingga masukan untuk
penyemprnaan ITP maupun ATP masih diharapkan dari para pemakai.
Peran dan Fungsi Konselor
1.
Perencana,
yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan peserta
didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan lembar jawaban ITP sesuai
jumlah peserta didik sasaran, dan membuat satuan layanan asesmen.
2.
Pelaksana,
yaitu memberikan verbal setting
(menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan data), memandu peserta didik
dalam cara mengerjakan sehngga dapat dipastikan seluruh peserta didik mengsinya
dengan benar.
3. Melakukan
pengolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil dengan menggunakan
format yang spesifik, berdasarkan skor yang diperoleh menetapkan tingkat
pencapaian tugas perkembangan, membuat grafik 11 aspek perkembangan, serta
membuat deskripsi analisis kualitatif pencapaian tahap perkembangan dan aspek
perkembangan dengan merujuk pada pedoman yang ada.
4. Melakukan
tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan BK yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Langkah pengadministrasian
Perencanaan
Sebelum
pelaksanaan asesmen, konselor melakukan perencanaan dengan menetapkan tujuan
layanan asesmen, menetapkan sasaran dan jumlah sasaran layanan, menetapkan
waktu dan tempat pelaksanaan asesmen yang memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara
yang baik, penyediaan meja dan kursi yang nyaman untuk mengerjakan asesmen.
Selain itu mempersiapkan buku ITP dan lembar jawaban sesuai dengan jumlah
sasaran yang akan mengikuti asesmen.
Pelaksanaan
Pada
saat pelaksanaan asesmen dengan menggunakan ITP, konselor perlu melakukan
beberapa hal:
1. Pada
pertemuan awal konselor memberi verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat,
dan kerahasiaan).
2.
Kepada
siswa dibagikan buku inventori beserta lembar jawaban.
3.
Siswa
diminta mengisi identitasnya pada lembar jawaban.
4. Konselor
membacakan petunjuk pengerjaan, sementara siswa membaca petunjuk yang terdapat
dalam buku ITP.
5. Tanya
jawab dan penjelasan lebih lanjut bila ada siswa yang masih belum memahami cara
mengerjakan.
6. Waktu
pengerjaan secukupnya, diperkirakan paling cepat 20 menit dan paling lambat 4o
menit. Tidak boleh ada yang mengosongkan jawaban.
7.
Selesai
mengerjakan, lembar jawaban dan buku inventori dikumpulkan.
Langkah-langkah pengolahan
dan analisis
Penskoran dan pengolahan
a. Setelah
melaksanakan asesmen selesai, konselor mengelompokkan lembar jawaban sesuai tingkat sekolah, sebab masing-masing tingkat memiliki kunci jawaban yang
berbeda.
b.
Menghitung
tingkat konsistensi jawaban.
1. Lihat
kesamaan jawaban terhadap dua nomor yang isi pernyataannya sama persis.
Pasangan nomor yang isinya sama persis dapat dilihat tabil konsistensi.
2.
Bila
kedua jawaban sama, diberi skor 1, bila tidak sama diberi skor 0. Tulis angka
tersebut pada kolom konsistensi di lembar jawaban.
3. Jumlahkan
skor konsitensi, jumlah skor maksimal 11. Skor konsistensi yang 5 ke bawah
menunjukkan bahwa yang bersangkutan kurang serius dalam mengerjakan ITP.
c.
Menghitung
skor setiap aspek perkembangan.
1.
Pada
lembar jawaban, tulis skor tiap nomor sesuai dengan kunci.
2. Jumlahkan
6 skor yang satu baris, tulis jumlah itu pada kolom paling kanan di lembar
jawaban.
3.
Lakukan
sampai baris terbawah.
4.
Masing-masing
jumlah skor dibagi 6, diperoleh rata-rata skor tiap aspek. Skor tiap aspek
itulah yang menunjukkan tingkat perkembangan siswa dalam aspek bersangkutan.
(tulis dalam kolom ST).
d.
Menghitung
rata-rata skor aspek tiap siswa dan rata-rata seluruh siswa/kelompok. Rata-rata
skor ini digunakan sebagai bahan perbandingan dalam menganalisis ITP.
1. Untuk
setiap skor siswa, jumlahkan skor semua aspek, kemudian dibagi 11 (banyaknya
aspek). Angka itu adalah rata-rata skor semua aspek (ST) per siswa.
2. Untuk
skor kelompok, jumlahkan rata-rata skor semua aspek (ST) dari semua siswa,
kemudian bagi jumlah siswa dalam kelompok itu. Itulah rata-rata skor semua
siswa dalam satu kelompok.
e.
Membuat
grafik individual dan grafik kelompok
1.
Grafik
individual dibuat berdasarkan skor tiap aspek dari seorang siswa, sehingga
dihasilkan grafik profil individu dalam 10 atau 11 aspek perkembangan.
2.
Grafik
kelompok dibuat berdasarkan rata-rata skor tiap aspek dari seluruh siswa,
sehingga dihasilkan grafik profil individu di dalam kelompoknya, dalam 10 atau
11 aspek perkembangan.
f.
Interpretasi
hasil skor dan grafik
1. Rata-rata
skor aspek setiap siswa atau rata-rata seluruh skor siswa digunakan sebagai
bahan perbandingan dalam menganalisis ITP.
2.
Untuk
melakukan interpretasi lihat kembali table skor dan tahapan perkembangan untuk
setiap tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, PT), contoh skor rata siswa = 4,
berarti ia berada pada tahap perkembangan sadar diri, atau skor rata-rata siswa
= 5, berarti berada pada tahap perkembangan saksama.
3. Bila
anda pada tahap saksama atau sadar diri, lalu anda deskripsikan apa maknanya,
dengan melihat deskripsi setiap tahap perkembangan. Masing-masing jumlah skor
dibagi 4, diperoleh rata-rata skor tiap aspek. Skor tiap aspek itulah yang
menunjukkan tingkat perkembangan siswa dalam aspek bersangkutan (tulis pada
kolom ST).
4.
Dari
grafik anda dapat melakukan analisis, aspek mana saja dari perkembangan yang
sudah berkembang sesuai dengan kategori tingkat pendidikan saat ini, atau yang
masih belum optimal berkembang.
5.
Berdasarkan
hasil grafik, anda dapat merancang program layanan bimbingan dan konseling yang
sesuai dengan kebutuhan siswa.
Perangkat untuk proses
pengolahan hasil ITP
a.
Table
konsistensi
Pada table ini beberapa nomor di lajur kiri memiliki
kesamaan dengan nomor-nomor soal di lajur kanan. Ini digunakan untuk melihat
tingkat konsistensi jawaban peserta didik saat menjawab/memilih pernyataan pada
ITP. Konsistensi dalam menjawab ITP yang baik adalah bila berada minimal > 5
sampai dengan maksimal = 11.
b.
Table
kunci jawaban
Untuk memberi skor pada setiap hasil jawaban atau pilihan
pernyataan peserta didik pada lembar jawaban ITP diperlukan kunci jawaban,
karena setiap kemungkinan pilihan jawaban/pernyataan pada setiap butir soal
memiliki bobot skor yang berbeda-beda.
c.
Table
skor dan tingkat perkembangan ITP
Untuk melakukan analisis terhadap perolehan skor pada
penggunaan ITP, perlu merujuk pada klasifikasi yang telah ditetapkan oleh
pengembang alat asesmen ini. Setiap tingkat pendidikan memiliki skor dan
tingkat perkembangan yang berbeda, walaupun demikian setiap tingkat pendidikan
memiliki titik singgung skor maupun pencapaian tingkat perkembangan. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat perkembangan individu merupakan suatu rangkaian
proses berkesinambungan.
Tingkat SD
Skor dan tingkat perkembangan
tingkat SD
SKOR
|
KODE
|
TINGKAT PERKEMBANGAN
|
1
|
IMP
|
IMPULSIF
|
2
|
PLD
|
PERLINDUNGAN DIRI
|
3
|
KOM
|
KONFORMITAS
|
4
|
SDI
|
SADAR DIRI
|
Tingkat SMP
Skor dan tingkat perkembangan
tingkat SMP
SKOR
|
KODE
|
TINGKAT PERKEMBANGAN
|
2
|
PLD
|
PERLINDUNGAN DIRI
|
3
|
KOM
|
KONFORMITAS
|
4
|
SDI
|
SADAR DIRI
|
5
|
SAKS
|
SAKSAMA
|
Tingkat SMA
Skor dan tingkat perkembangan
tingkat SMA
SKOR
|
KODE
|
TINGKAT PERKEMBANGAN
|
3
|
KOM
|
KONFORMITAS
|
4
|
SDI
|
SADAR DIRI
|
5
|
SAK
|
SAKSAMA
|
6
|
IND
|
INDIVIDUALITAS
|
Tingkat PT
Skor dan tingkat perkembangan
tingkat Perguruan Tinggi
SKOR
|
KODE
|
TINGKAT PERKEMBANGAN
|
4
|
SDI
|
SADAR DIRI
|
5
|
SAK
|
SAKSAMA
|
6
|
IND
|
INDIVIDUALITAS
|
7
|
OTO
|
OTONOMI
|
Source:
Komalasari, G., Wahyuni, E.,
& Karsih (2011). Asesmen teknik nontes dalam perspektif BK komprehensif.
Jakarta: PT Indeks.
Comments
Post a Comment