Mengenal Anima & Animus Dalam Perspektif Psikologi

Apakah anda seorang laki-laki atau perempuan? Mengapa seorang laki-laki berperilaku seperti perempuan dan sebaliknya seorang perempuan berperilaku seperti laki-laki? Pertanyaan ini menjadi landasan untuk tulisan ini.
Untuk menjawab pertanyaan kedua di atas, penulis akan mengutarakan pemikiran Carl Gustav Jung mengenai anima dan animus.

Anima
Seperti halnya Freud, Jung juga percaya bahwa setiap orang memiliki sifat biseksual atau memiliki sisi masukulin dan feminin. Menurut Jung, sisi feminin seorang laki-laki terbentuk dalam ketidaksadaran kolektif sebagai arketipe (bayangan-bayangan leluhur atau archaic yang muncul dari ketidaksadaran kolektif) dan menetap dalam kesadaran. Beberapa orang (laki-laki) dapat mengenali animanya. Untuk dapat menguasai anima, seorang laki-laki harus mampu melampaui batasan intelektualnya, jauh kebagian terdalam ketidaksadarannya dan menyadari sisi feminin dari kepribadiannya.
Menurut Jung, anima berasal dari pengalaman seorang pria dengan wanita - ibu, kakak perempuan, dan kekasih - yang dijadikan satu untuk membentuk gambaran umum mengenai wanita. Dalam perjalanannya, konsep umum ini menjadi bagian dalam ketidaksadaran kolektif pada semua pria (sebagai arketipe anima). Sejak dari dulu, setiap pria datang ke dunia ini dengan konsep awal seorang wanita yang membentuk dan mempengaruhi hubungannya dengan wanita. Setiap pria secara khusus memproyeksikan anima-nya terhadap istri atau kekasihnya sehingga pria tidak melihat mereka sebagaimana adanya mereka. Anima ini dapat menjadi sumber kesalahpahaman dalam hubungan pria dengan wanita dan juga merupakan faktor yang berperan dalam psike pria tentang seorang wanita yang memikat secara mistis.
Seorang pria dapat memimpikan wanita tanpa bayangan atau identitas yang pasti. Wanita yang dibayangkan itu tidak mewakili siapapun pada pengalaman pria, namun masuk ke dalam mimpi dari ketidaksadaran kolektif. Anima tidak selalu muncul dalam mimpi sebagai sosok wanita, tetapi bisa berupa perasaan atau mood. Anima mempengaruhi sisi perasaan pria, namun pria tidak pernah mengakui bahwa sisi feminin ini menguasai dirinya.

Animus
Animus adalah arketipe maskulin pada wanita. Berbeda dengan anima yang mempresentasikan mood dan perasaan yang irasional, animus merupakan simbol dari proses berpikir dan bernalar. Animus mempengaruhi proses berpikir seorang wanita. Hubungan atau relasi antara seorang wanita dengan laki-laki dipengaruhi oleh pengalaman wanita dengan ayahnya, saudara laki-laki, dan pengalaman pribadinya pada masa yang lalu. Jung percaya bahwa animus bertanggung jawab dalam proses berpikir dan berpendapat dari seorang wanita. Animus juga merupakan jawaban mengapa wanita terkenal dengan proses berpikir irasional dan kurang logis.

Source: Feist, J., & Feist, G. (Theories of Personality).

Comments

Popular Posts