TEORI-TEORI LUPA (FORGETTING THEORIES)

Irfan Roy T. Sarumpaet, M.A

Why people forget?

Dalam banyak pengalaman seringkali kita mengalami yang namanya lupa. Memang lupa itu ada untungnya dimana kita tidak perlu mengingat semua hal yang tidak perlu untuk diingat. Sebagian besar dari kepingan-kepingan informasi yang tidak kita butuhkan dapat kita buang. Namun terkadang kita mengalami kesulitan untuk mengingat kepingan-kepingan informasi yang benar-benar kita perlukan. Lalu kita bertanya mengapa hal tersebut bisa terjadi. Mengapa kita bisa lupa?
Sebelum sampai pada alasan mengapa seseorang bisa lupa, ada baiknya kita memahami apa itu lupa. Lupa adalah peristiwa hilangnya informasi dari memori atau ketidakmampuan mengakses informasi (Schunk, 2012). Lupa juga dipahami sebagai kegagalan untuk menyimpan informasi dimana informasi tidak pernah mencapai memori jangka panjang (Ormrod, 2008), kehilangan kemampuan mengingat informasi yang ada di ingatan jangka panjang, turut campurnya satu informasi degan informasi lain (gangguan).
Para psikolog telah memberikan beberapa penjelasan mengapa seseorang bisa lupa pada informasi-informasi yang sebelumnya mereka simpan dalam memori jangka panjang mereka. Ormroad (2008) memberikan empat kemungkinan alasan mengapa seseorang bisa lupa, yaitu:
  1. Kegagalan atau ketidakmampuan untuk memanggil kembali (inability to retrieveKegagalan untuk menemukan informasi yang ada dalam memori jagka panjang.
  2. Kesalahan rekonstruksi (reconstruction error). Terkadang seseorang mengingat bagian dari suatu informasi yang dicari dari memori jangka panjang namun tidak dapat mengingat semuanya. Dalam situasi semacam ini, seseorang dapat mengisi kesenjangannya dengan menggunakan pengetahuan umum dan asumsi seseorang tentang dunia. Dengan kata lain, konstruksi memori yang logis namun salah dengan menggabungkan informasi yang dipanggil dari memori jangka panjang dengan pengetahuan dan keyakinan umum seseorang tentang dunia.
  3. Interferensi, yaitu fenomena dimana sesuatu yang tersimpan di dalam memori jangka panjang menghambat kemampuan seseorang untuk mengingat sesuatu yang lain dengan benar. Atau, kegagalan dalam menggali informasi karena terhalang oleh informasi lain. Menurut teori hambatan (Interference Theory) asosiasi-asosiasi yang dipelajari tidak pernah benar-benar dilupakan. Lupa terjadi karena asosiasi-asosiasi yang saling berebut atau bersaing yang menurunkan probabilitas diingatnya asosiasi yang benar (Schunk, 2012). Problem-nya bukan pada memori itu sendiri, tetapi pada penarikan informasi. Bentuk gangguan: a). Hambatan retroaktif (Retroactive Inhibition): penurunan kemampuan untuk mengingat kembali informasi yang dipelajari sebelumnya, yang disebabkan oleh pembelajaran informasi baru. b). Hambatan proaktif (Proactive Inhibition): penurunan kemampuan mempelajari informasi baru yang disebabkan gangguan dari pengetahuan yang sudah ada. 
  4. Decay (kerusakan informasi), yaitu memudarnya memori seiring berlalunya waktu, akibat jarang memori tersebut digunakan. 
Cue Dependent Forgetting Theory
Ketergantungan pada syarat informasi. Lupa terjadi bukan hanya karena kerusakan informasi, terhalang informasi lain, tetapi juga karena letak informasi yang terlalu jauh atau lemahnya isyarat informasi untuk dipanggil kembali.

Referensi:
Schunk, D. H. (2012). Learning theories: an educational perspective, 6th ed., Pearson Education
Ormrod, J. E. (2008). Educational psychology: Developing learner, Person (Merrill Prentice Hall).

Comments

Popular Posts